Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif

Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif

Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif. Pemilihan umum merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pada tahun 2024, kita akan kembali menyaksikan pemilihan umum untuk memilih pemimpin-pemimpin baru di tingkat nasional. Untuk memastikan partisipasi yang aktif dan cerdas dari masyarakat, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerja sama dengan Sekolah Pemenangan Kehidupan (SPK) memberikan edukasi politik kepada komunitas kreatif.

Komunitas kreatif memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi opini publik dan membentuk pandangan masyarakat. Melalui karya-karya seni, musik, film, dan media sosial, mereka mampu menyampaikan pesan-pesan politik dengan cara yang kreatif dan menarik. Namun, seringkali kurangnya pemahaman tentang politik dan pemilihan umum dapat menghambat potensi mereka dalam berkontribusi secara lebih signifikan dalam proses demokrasi.

Dalam rangka mengatasi hal tersebut, Kemenpora bekerjasama dengan SPK menyelenggarakan serangkaian kegiatan edukasi politik yang ditujukan khusus untuk komunitas kreatif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang politik, pemilihan umum, dan peran serta tanggung jawab mereka sebagai warga negara.

Salah satu kegiatan yang diadakan adalah workshop tentang politik dan demokrasi. Workshop ini akan melibatkan narasumber yang ahli di bidang politik dan pemilihan umum. Peserta workshop akan diberikan pemahaman mendalam tentang sistem politik di Indonesia, peran partai politik, serta tata cara pemilihan umum. Mereka juga akan diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana komunitas kreatif dapat berperan aktif dalam proses politik yang sehat dan konstruktif.

Selain workshop, Kemenpora dan SPK juga akan menyelenggarakan kompetisi kreatif yang bertemakan politik. Kompetisi ini diharapkan dapat mendorong komunitas kreatif untuk menghasilkan karya-karya yang mengangkat isu-isu politik yang relevan dan penting. Karya-karya terbaik akan dipilih oleh juri yang kompeten dan akan mendapatkan penghargaan serta kesempatan untuk dipromosikan secara lebih luas.

Sebagai bagian dari edukasi politik, Kemenpora juga akan menghadirkan tokoh-tokoh politik dan pemimpin muda yang berhasil dalam dunia politik. Mereka akan berbagi pengalaman dan inspirasi kepada komunitas kreatif, serta memberikan motivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik dan pemilihan umum.

Partisipasi aktif dari komunitas kreatif dalam politik akan memberikan dampak yang positif bagi demokrasi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang politik dan pemilihan umum, mereka dapat menghasilkan karya-karya yang lebih relevan dan bermakna. Melalui karya-karya mereka, mereka dapat mempengaruhi opini publik, meningkatkan kesadaran politik, dan mendorong partisipasi yang lebih tinggi dalam pemilihan umum.

Kolaborasi antara Kemenpora dan SPK ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam membangun kesadaran politik yang lebih kuat di kalangan komunitas kreatif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang politik, mereka dapat berperan aktif dalam mendorong perubahan positif dalam masyarakat dan memastikan pemilihan umum yang berkualitas.

Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita semua memiliki peran dalam membangun demokrasi yang sehat dan kuat. Mari dukung dan ikut serta dalam kegiatan edukasi politik yang diselenggarakan oleh Kemenpora dan SPK, agar kita semua dapat berpartisipasi secara aktif dan cerdas dalam pemilihan umum 2024.

Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), melalui program Muda Memilih berkolaborasi dengan Komunitas SPK (Sketsa Pulang Kerja) menggelar Exclusive Talkshow yang bertema Art in Democracy untuk menyambut semarak Pemilu 2024. Talkshow ini digelar di Bilik Komunitas Kreatif, Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta pada 9-23 Desember 2023.

Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif

Dunia seni merupakan wadah untuk anak muda bisa menyalurkan ekspresinya, dan dalam kesempatan ini bisa menjadi wahana edukasi kepada anak muda. Isu pemilu di tahun politik perlu direspon oleh pemilih muda karena suara anak muda ‘penting’.

Bertema W(arga) In Progress: Youth Voices Matter, talkshow ini mengajak para pemuda khususnya seniman berdiskusi untuk memantik pikiran anak muda tentang kesesuaian ekosistem kreatif atau social values dunia seni yang diharapkan seniman, dan juga bagaimana para pemuda sebagai pegiat seni atau kreatif bisa berpengaruh dan dipengaruhi isu politik.

Event dan Creative Director Lutfhi Goya menyampaikan kegiatan pajang karya work in progress disupport Kemenpora dan beberapa sponsor lainnya. Kegiatan hari ini diikuti puluhan anak muda yang tergabung dalam komunitas kreatif.

“Kita membuat kolaborasi dengan Kemenpora seperti pajang karya exclusive exhibition Warga In Progress yaitu satu board dimana anak-anak muda dapat mengekspresikan hal-hal yang mereka ekspektasikan dari  negara serta harapan mereka untuk masa depan Indonesia,” kata Luthfi, di Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta, Minggu (17/12).

Menjelang Pemilu 2024, generasi muda berusia 22-30 tahun akan mendominasi pemilih secara nasional, dengan porsi 56%, atau sekitar 114 juta. Hal ini menandakan bahwa suara anak muda menjadi penting karena satu suara memegang peranan besar dalam penentuan arah kebijakan pada 5 tahun yang akan datang.

Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif

Dari komposisi pemilih, sebagian besar merupakan masuk dalam kategori pemilih pemula, dimana mereka memiliki hak suara dan berkesempatan untuk memberikan suaranya dalam pemilu di 2024 untuk pertama kalinya. Sehingga dalam persiapan menuju pemilu, edukasi kepada pemilih pemula ini menjadi hal yang krusial agar tidak salah menentukan pilihan dalam pemilu.

“Untuk hari ini yakni exclusive talkshow yang membicarakan bahwa komunitas kreatif ini memiliki kekuatan untuk nge influence masa depan Indonesia akan seperti apa. Dan kita harus lebih aware terhadap politik jelang Pemilu 2024, serta bersama pemerintah untuk membenahi ekosistem kreatif yang lebih baik,” tambah Luthfi.

Talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber seperti, Direktur Eksekutif Warga Muda Bilal Sukarno, Perwakilan dari Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi Ikhsan Raharjo dan Creative Director dari Makna Creative Alexander Averil.

“Teman-teman kita sebagai anak muda angka jumlah kita selalu dihitung tapi kadang-kadang kita tidak punya ‘ruang’ yang strategis dalam politik. Pesan saya mari kita rebut ‘ruang-ruang’ itu. Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan seperti Bima dan Pandawara,” kata Bilal.

Kemenpora Beri Edukasi Politik Komunitas Kreatif

“Untuk itu untuk 2024 kita rebut ‘ruang’ itu kita tunjukkan pemuda hari ini tidak hanya sebuah angka tapi sebuah komoditas yang penting dalam politik. Kita bukan subjek politik melainkan pelaku utama politik itu sendiri. Kita jadikan politik lebih bermakna,” pesannya.

menpora

Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa

Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabangcabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.

Tangan Kanan MengepalMerupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika

Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaituKebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.

Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis

By seodana